Berkenaan dengan menjaga keharmonisan rumah tangga, sejarawan muslim, diantaranya Martin Lings, Abdurrahman Asy-Syarqowy, Thariq Ramadhan, H.M.H Al-Hamid Al-Husaini, Muhammad Al-Ghazali, Abdul Munin Al-Hashimi, dan penulis-penulis shirah nabawiyah lainnya seolah sepakat menyertakan satu fragmen dalam kehidupan Nabi Muhammad saw. Fragmen tersebut adalah ketika Nabi Muhammad saw. pertama kali mendapat wahyu dari malaikat Jibril di Gua Hira.
Ketika itu, Nabi Muhammad saw. pulang dari Gua Hira dan minta diselimuti oleh Khadijah. Nabi pun kemudian tertidur pulas seolah ketakutannya hilang. Di dalam tidurnya, dalam shirah yang di tulis H.M.H Al-Hamid Al-Husaini, terdapat keterangan bahwa Nabi menerima mimpi yang berupa penegasan bahwa dia adalah Nabi bagi umatnya. Ketika terbangun, dalam nada penuh keresahan, Nabi langsung menyampaikan mimpinya kepada Khadijah.
"Wahai Khadijah, habislah sudah waktu untuk tidur dan beristirahat. Jibril menyampaikan titah Allah agar aku memberi peringatan kepada semua manusia, dan mengajak mereka supaya menyembah bersujud, dan hanya beribadah kepada Allah. Siapakah gerangan yang dapat ku ajak dan siapa pula yang akan menerima ajaranku?"
Dari kalimat Nabi Muhammad saw. tampak jelas bahwa dia adalah Nabi bagi umatnya. Namun, dari kalimat itu juga tergambar kecemasan dan ketakutan Nabi tentang misi yang diembannya. Dalam banyak literatur, kita pun akan menemukan bahwa saat itu juga Khadijah menyatakan keimanannya dengan mengucap lafadz syahadat. Namun, dalam catatan H.M.H Al-Hamid Al-Husaini, sebelum Khadijah mengucapkan syahadat, beliau mengucapkan kalimat hebat yang diucapkannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan,"Aku percaya padamu, kekasihku."
Itulah yang diucapkan Khadijah kepada Nabi Muhammad saw. yang masih dirundung cemas atas risalah yang telah diembannya. Kalimat itulah yang lalu mengubah Nabi Muhammad saw. menjadi sosok yang kuat dan siap menyebarkan Islam, meski tidak sedikit rintangan. Kalimat "Aku percaya padamu" itulah yang buahnya kita nikmati hingga kini berupa iman dan islam yang berhasil ditanamkan kedalam setiap hati.
Jadi, kalau mau direnungkan lebih dalam, Islam menyebar dan menyentuh banyak hati bukan hanya oleh pedang dan cecerah darah saja, melainkan islam menyebar dan menyinari manusia serta membebaskan manusia dari kegelapan adalah karena kalimat dahsyat yang diucapkan dengan tulus dan ikhlas oleh Khadijah kepada Nabi Muhammad saw., suaminya.
# Menyadur dari artikel di salah satu majalah :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar