WELCOME !

Selamat datang teman-teman semua, di blog ini Insya Allah kita dapat memetik manfaatnya..

Rabu, 20 Maret 2013

Semangat membaca dan menulis kitab.

Al-Imam Al-Muzani membaca kitab Ar-Risalah karya Imam Syafi’i sebanyak lima puluh kali


Abdullah bin Muhammad membaca kitab Al-Mughni karya Ibnu Qudamah sebanyak dua puluh tiga kali


Ibnul Jahm apabila dia mengantuk pada selain waktu tidur, maka dia mengusir ngantuknya dengan membaca kitab-kitab hikmah sehingga ngantuknya hilang


Ibnu Tabban membaca kitab sepanjang malam. Ibunya pernah melarang dan menyuruhnya tidur, maka dia menyembunyikan sebuah lampu, apabila ibunya tidur dia menyalakan lampu dan meneruskan untuk membaca


Muhammad bin Ahmad bin Qudamah menulis dengan tangannya beberapa kitab yang banyak sekali, di antaranya Tafsir Al-Baghowi, Al-Mughni, Hilyah Abu Nu’aim, Al-Ibanah Ibnu Baththoh, dan Al-Khiroqi serta mushaf dengan jumlah yang banyak


Imam Ismail al-Jurjani menulis setiap malam sembilan puluh lembar kertas dengan tulisan yang bagus dan hati-hati


10 Faidah Tentang Kitab. Download Di sini

Senin, 18 Maret 2013

Rasululloh dan pengemis buta Yahudi

          Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta setiap hari apabila ada orang yang mendekatinya dia selalu berkata: “Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya.”

Namun setiap pagi Rasulullah SAW mendatanganinya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang namanya Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang wafat. Setelah wafatnya Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.

Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjunh ke rumah anaknya A’isyah (salah satu istri Rasulullah SAW) beliau bertanya kepada anaknya,
“Anakku adalah sunnah kekasihku (Muhammad) yang belum aku kerjakan?”
A’isyah menjawab pertanyaan ayahnya,
“Wahai Ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja.”
“Apakah itu?” Tanya Abu Bakar.
“Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana.” Kata A’isyah.
Keesokan harinya Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawakan makanan untuk pengemis Yahudi buta itu. Sebagaimana kita tahu bahwa Abu Bakar saat itu sebagai Amirul Mu’minin (Khalifah/Raja/Presiden umat islam)

Ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, “Siapa kamu?”
Abu Bakar menjawab, “Aku orang yang biasa membawa dan menyuapimu makan.”
“Bukan, engkau bukan orang yang biasa datang kepadaku.” Jawab si pengemis Yahudi buta itu.
“Ketika ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku dengan lembut.” Pengemis itu melanjutkan perkataanya.

Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia berkata pada pengemis itu, “Aku memang bukan orang yang sering datang kepadamu, aku adalah seorang dari sahabaynya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad SAW.”
Setelah mendengar cerita Abu Bakar ia pun menangis kemudian berkata, “Benarkan demikian?, selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah marah sedikitpun kepadaku, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia itu begitu mulia.”
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya mengucapkan “Asyhadu An-Laa Ilaaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.” Di hadapan Abu Bakar.