WELCOME !

Selamat datang teman-teman semua, di blog ini Insya Allah kita dapat memetik manfaatnya..

Selasa, 16 September 2014

Instrospeksi Diri

Saat kita berbuat kesalahan, terkadang kita lupa atau bahkan enggan untuk memaafkan diri kita sendiri 
Memvonis diri kita bersalah, bodoh, hina, dsb 
Menutup rapat pintu maaf untuk diri kita
Menolak seluruh pengakuan dan penghargaan dari orang lain untuk kita

Benar kita kuasa atas diri kita
Benar kita mempengaruhi diri kita
Benar kita mempola alur pemikiran dan perasaan kita
Tapi ketahuilah, kita tidak mau menjadi orang yang bersalah, bodoh, hina dsb bahkan jika sebutan itu keluar dari mulut kita

Kita adalah teman sejati bagi diri kita yang lain
Diri kita yang baik dan diri kita yang buruk
Jika tak ada orang lain yang menghargai kita
Jika tak ada orang lain yang menyayangi kita
Jika tak ada orang lain yang mengakui kita
Maka kita lah satu satunya orang yang bisa menghargai, menyayangi dan mengakui kita

Jika hari ini diri kita yang baik yang muncul dalam diri kita
Jagalah diri kita dari kesombongan
Jagalah diri kita dari keangkuhan
Jagalah diri kita dari kelalaian

Jika hari ini diri kita yang buruk yang menyapa kita
Membuat kita terpuruk
Membuat kita membusuk
Membuat kita terasing dalam kesendirian yang terus merasuk
Seakan duri duri tak berhenti menusuk

Hargailah diri kita
Maafkan diri kita
Percaya pada diri kita
Tak ada kita yang bahagia dalam kesediahan
Tak ada kita yang sedih dalam kebahagiaan

Sampai saatnya tiba
Kita adalah kita yang baru
Kita adalah kita yang utuh
Karena kita adalah kita yang selalu.....
Membutuhkan diri kita

Senin, 01 September 2014

GITAR

         Sudah sebulan ini sebuah gitar allegro menghiasi kamarku, bukan menghiasi tepatnya tapi membuat kamar yang sudah sempit ini semakin sempit. Untungnya belum pernah aku kejedot atau kejedug gitar ini. Mungkin dia tak berani macam-macam kepadaku, karena dia sadar kalau dia mencelakakanku, maka dia akan berakhir di tong sampah. Yah, aku memang tak pernah punya keinginan untuk memiliki sebuah gitar atau jago gitar.
         Lalu, kenapa gitar ini bisa ada di kamarmu bir?
         Oke, sebelum aku ceritakan, kita sepakati dulu untuk menyebut si gitar dengan sebutan "kebul". Aku memberi nama dia "kebul" karena pas aku pertama ketemu dia, dia dalam keadaan kebul (berdebu).
         Sekitar satu tahun yang lalu kebul dibeli oleh temanku dari toko gitar. Namun, sesaat setelah ia dibeli, kebul harus ditinggalkan oleh temanku, pemiliknya, yang harus kuliah ke luar kota dan menetap disana. Alhasil, kebul sendirian dalam sarung gitar yang menjadi rumahnya selama setahun terakhir, tak ada yang menatapnya apalagi menggenjrengnya. Kasian.
Karena empatiku yang begitu besar, akhirnya aku memutuskan untuk menyelamatkan kebul dari kesendiriannya. Setelah melalui negosiasi yang tidak alot akhirnya kebul bersamaku, tuannya yang baru.
         Malam pertama, aku tidak menyentuhnya sama sekali. Buat apa? aku nggak bisa main gitar soalnya, cuma hapal beberapa kunci dasar aja. Hehe. Sebenarnya tujuanku yang asli adalah untuk menjualnya kembali dengan harga yang lebih mahal dibanding saat aku membelinya. Hehe (jangan kasih tau si kebul)! Tapi entah mengapa aku seperti berat hati untuk menjualnya kembali, malah muncul keinginan untuk mengenalnya lebih dalam.
         Esok harinya aku mulai browsing cara-cara main gitar, mulai dari chord, cara memetik gitar dsb. Setelah aku rasa cukup membaca teori teori tentang gitar, akhirnya aku mulai mengeluarkan kebul dari rumahnya, ku lap dengan tisyu basah. Setelah mengkilap aku mulai menggenjreng, mempraktikan teori teori gitar yang aku baca sebelumnya.
         Ternyata tak semudah yang aku bayangkan, 2 minggu pertama jemariku chukit (baca:sakit). Mungkin karena belum terbiasa, atau karena tidak punya bakat main gitar 
         Tapi aku tak menyerah, ku coba terus dan terus. ya walaupun tidak sangat intens bermain bersama si kebul, tapi aku mulai terbiasa memainkan beberapa chord dan akhirnya sekarang, ya, saat ini, aku berhasil memainkan beberapa lagu, kebanyakan sih lagu gita gutawa  
         Tapi bukan bisa memainkan lagu gita gutawa yang membuat aku bahagia, tapi aku mendapat pelajaran berharga dari pertemananku dengan kebul yaitu "lamun keyeng pasti pareng", "man jadda wajada", "if there's a will there's a way", "jika ada kemauan pasti ada jalan". Yah, mungkin aku bisa menerapkannya untuk menggapai cita-citaku yang lain