Bismillah..
Bagi sebagian siswa SMA/SMK/MA yang tahun ini lulus mungkin mengganggap bahwa mereka telah keluar dari tempat yang tidak menyenangkan bagi mereka -sekolah. Mungkin tak sedikit pula yang menyamakan surat tanda kelulusan yang mereka dapat seakan-akan seperti surat keluar dari penjara. Atau barangkali banyak diantara mereka yang memaknai kata 'LULUS' yang mereka dapatkan dengan arti 'BEBAS'. Sehingga banyak cara yang mereka lakukan untuk meluapkan rasa kegembiraan mereka. Corat-coret seragam, konfoy dan foya-foya merupakan beberapa cara yang sering dilakukan sebagai implikasi dari perasaan gembira yg mereka rasakan.
Anggapan "lulus sekolah = bebas dari penjara" adalah KELIRU!!!!!
Justru rasa sedihlah yang idealnya kita rasakan. Mengapa? Karena kita telah meninggalkan masa-masa "KEBEBASAN" kita. Label "siswa" yang dulu kita kenakan seakan-akan menjadi tameng bagi setiap aktivitas yang kita lakukan. Contoh:
*Kewajaran tatkala kita meminta uang pada orangtua kita saat kita masih berlabel "siswa"
*Potongan harga/ongkos angkutan umum saat kita masih berstatus "siswa"
*Keringanan atau bahkan kebebasan di depan hukum saat kita bergelar "siswa"
*toleransi di sekolah/masyarakat atas segala kesalahan yang kita lakukan saat masih mengenakan label "siswa"
dan masih banyak kebahagiaan yang kita dapatkan saat masih menjadi SISWA.
Lalu apa yang akan kita dapatkan setelah kita menanggalkan pakaian "siswa" yang dulu pernah kita pakai?*Cemoohan yang kita dapakan jika setelah lulus masih minta uang sama orang tua
*Tak ada potongan harga/ongkos bagi selain siswa
*Hukum akan bertindak sesuai dengan tingkat kesalahan kita
*Nilai dan norma masyarakat adalah 'harga mati' yang harus kita taati
dan masih banyak lagi konsekuensi yang akan kita dapatkan setelah kita lulus sekolah.
Teman, nasi sudah menjadi bubur, bubur sudah menjadi....... ^^
Waktu memang tak pernah berhenti sejenak untuk sekedar mengingatkan kita bahwa kita sudah keluar dari 'zona nyaman' kita. Apapun yang terjadi saat ini mari kita hadapi sama-sama, saling mengingatkan, tetap berkomunikasi dan saling mendo'akan adalah kunci bagi kita agar dapat bertahan di zona yang keras nan berbahaya ini. Namun, sekeras apapun batu hambatan yang kita hadapi, pasti kita bisa menghancurkannya.Ingat peribahasa yang dulu sering kita semarakan:
"CIKARACAK NINGGANG BATU, LAUN LAUN JADI LEGOK!!! Tai cak-cak dina huntu, laun-laun di lebok"
HAHA 7362x :D:D
Insya Alloh, kita BISA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar